Rabu, 16 Juli 2014

MAHABRATA

Adakah di antara kita yang tak mengenal Mahabrata? Epos Mahabrata salah satu itihasa yang disebut sebagai weda kelima mengisahkan perebutan "kekuasaan" di antara keluarga Bharata jaman Bharata warsa. Maha Rri Vyasa, megubah kisah turunan kuru itu menjadi karya sastra yang indah . Sarat dengan ini filsafat kehidupan , sarat nilai nilai adiluhung yang tak lekang didera zaman.Untaian mutiara nilai itu telah merasuki setiap relung kehidupan masyarakat. Bahkan mengilhami dan memperkaya imajinasi serta kreativitas bangsa dalam membangun kebudayaannya. Betapapun arus perubahan melanda, menggoyangkan sendi sendi eksistensi budaya bangsa, dimana mana terjadi krisis mental kepemimpinan, degradasi nilai moral spiritual, serat Mahabrata tetap memberi inspirasi dalam semua aktifitas catur warna: sudra,waisya,ksatria dan brahmana Adakah serat Mahabrata untuk para pemimpin? diantara keresahan berbagai kalangan tentang merosotnya nilai nilai kepemimpinan dewasa ini, penting kiranya kita membuka kembali lembaran epos Mahabrata untuk memperkokoh keyakinan yang mendalam terhadap kebenaran ajaran dharma, terutama bagi para pemimpin sebagai 'nithi" dalam menjalankan dharma sebagai kewajiban dan hukum kodrati yang sangat diperlukan dalam menata kehidupan masyarakat. Ajaran utama Mahabrata, menyarankan setiap manusia terlibat dalam simbiosis kerja tiada henti dengan dharma sebagai pijakan. Dalam kondisi itu bila dharma diingkari, maka akan tergelincir ke jurang kenistaan. kecuali untuk tujuan berbakti dunia ini dibelenggu oleh hukum kerja, karenanya bekerjalah demi bakti tanpa kepentingan pribadi, oh Kuntiputra Pengabdian dan yajnyaartha harus dilaksanakan dengan semangat pengabdian berbakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Walaupun dunia ini (dan manusia termasuk didalamnya) dibelenggu oleh hukum kerja, namun bila kerja itu dilaksanakan dengan tulus iklas demi bhakti dan pengabdian, bukan untuk kepentingan diri sendiri , maka belenggu itu tidak lagi mempunyai kekuatan mengekang. Nitidharmasastra Niti berarti "kemudi,pimpinan,etika sosial politik, pertimbangan, kebijakan"Cara menjalankan sesuatu yang benar, ilmu tata negara atau politik, kebijaksanaan duniawi Mahabrata memberi dua pengertian inti hakikat dharma. Pertama, dharma merupakan perangkat untuk mendapatkan dhana, yaitu sesuatu yang bernilai, baik berwujud material maupun aspek spiritual. Yang kedua, berarti yang memelihara dan melindungi dari bahaya dan memberikan kebaikan. Makna terdalam dari inti hakikat ialah hukum esksitensi jati diri manusia maupun non manusia. Inti hakikat tersebut selaras dengan makna rta seperti terkandung didalam Rg Veda. Maka dharma menjadi alat untuk kesejahteraan material dan kebaikan spiritual, sehingga dharma digunakan sebagai jalan , landasan kerja yang mengarahkan tercapainya artha dan kama. Jika digunakan sebagai jalan disebut Sakadharma, yaitu ketaatan terhadap dharma yang memunculkan keinginan mendapatkan artha dan kama. Sebagai landasan kerja yang dianjurkan, dharma disebutNiskamadharma, yaitu kerja tanpa keinginan untuk kepentingan nafsu atau ego. Sakamadharma merupakana wujud yang memberikan, sedangkan yang melaksanakan disebut punia.Dengan demikian manusia yang melaksanakan Niskamadharma menghantarkan manusia menuju pada pembebasan (moksa) Keduanya itu Sekamadharma dan niskamadharma_ merupakan nitidharma yang dianjurkan dan patut diterapkan oleh pemimpin yang kemudian akan diikuti oleh masyarakat yang dipimpinnya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Arsip dan Catatan Pribadi Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger