Rabu, 16 Juli 2014

NITHIDHARMA DALAM MAHABRATA

NITIDHARMA DALAM MAHABRATA
Sakamadharma dan niskamadharma berkorelasi dengan triwarga dan berakhir pada moksa yang merupakan capaian tertinggi bagi setiap insan manusia. Kemudian melahirkan siklus nilai relatif yang disebut catur purusa artha yang terdiri dari dharma, arta, kama dan moksa. Yudistira pernah menanyakan kedudukan dharma,artha,dan kama sebagai penyangga kehidupan sehari-hari. Bila triwarga itu demikian penting, maka "diantara ketiganya, yang manakah lebih tinggi kedudukannya?" demikian Yudistira kepada Vidura,Vidura menjawab bahwa belajar, meditasi(tapasya), kerendahan hati, kesederhanaan, keramahtamahan, kebenaran dan pengendalian diri merupakan elemen-elemen dharma tertinggi.Artha, menempati posisi lebih rendah dari dharma. 
Sedangkan kama lebih rendah kedudukannya dari keduanya. Arjuna , sang Mahaartha menimpali bahwa artha memiliki nilai utama karena membantu realisasi kama. Perburuan kama direalisasikan dalam kehidupan melalui bekerja dengan tekun, seperti bertani, beternak, sehingga menghasilkan artha. Dengan artha seseorang dapat menikmati kesenangan di dunia ini, terutama dapat melaksanakan anjuran dharma, yaitu melaksanakan yadnya. Bhimasena, Sang Susastya angkat bicara, bahwa kama atau keinginan merupakan daya kekuatan penggerak dalam kehidupan. Adanya keinginan itu, menyebabkan para rsi melakukan kewajiban religius, pengendalian diri, tapa, para seniman melakukan kreatifitas, para petani tekun bekerja, para pedagang. Dharma dan artha tiada bernilai tanpa kehadiran kama. Nakula dan Sahadewa, Sang Aswin menyatakan bahwa dharma dan artha harus digerakkan secara bersamaan. 
Manusia wajib memegang teguh dharma dan menghasilkan artha tanpa melanggarnya. Keduanya menyublim bagaikan tirta amrta bercampur dengan madu. Dharma dan artha ditangan seseorang merengkuh kenikmatan hidup dalam keadaan ekstase. Terakhir yudistira menyatakan bahwa moksa merupakan nilai tertinggi yang harus diusakan. Setiap insan harus melaksanakan kewajibannya kewajibannya tanpa motif pribadi. Dharma harus dilaksanakan dengan kegigihan sikap sama terhadap penolakan dosa dan memegang teguh kebenaran, mencari kekayaan dan menyirnakan kemelaratan, memburu kenikmatan dan meniadakan penderitaan. Kegiatan tersebut disebut niskama dharma yang mampu memutus lingkaran kelahiran dan kematian, mengantarkan menuju tercapainya yg absolut(moksa, brhamaprapti) Kakek Bhisma mengatakan bahwa moksa merupakan nilai tertinggi yang harus dicapai (parama purusaartha) Baik penderitaan maupun kenikmatan sifatnya sementara, yang satu mengikuti yang lainnya dalam siklus kausal yang dikendalikan oleh keinginan (kama). Diantara keduanya, kama lebih disukai karena membebaskan manusia dari siklus kebahagian dan penderitaan. dimana di dalamnya terimplisit doktrin "kebahagiaan diperoleh dengan upaya pengendalian keinginan dan kebahagian diperoleh dengan meninggalkan keinginan" Ajaran yang terkandung didalam doktrin tersebut ialah, seseorang dapat mengikuti niskama dharma pada samnyasa(penolakan kenikmatan dunia) dan melaksanakan yoga. Atau seseorang dapat merengkuh niskama dharma pada seorang grhi (orang yang hidup berumah tangga) yang diterapkan oleh vidura. yang tertinggi ialah dharma dalam artian menerapkan sakama dharma dan niskama dharma. Ajaran tersebut merupakan ajaran kepemimpinan Hindu kepada Yudishtira agar menjadi seorang pengusaha ideal. Ajaran ini merupakan ajaran yang fundamental bahwa seorang raja diikat oleh dharma. Segala titahnya harus sesuai dengan landasan aturan hukum(dharma), seorang pemimpin harus mengusahakan: 
1.Kesejahteraan seluruh lapisan rakyatnya; 
2.Mengamankan negara dari serangan musuh; 
3.Menjaga rakyatnya agar senantiasa melaksanakan kewajibannya 
4.Memutuskan dengan hati-hati kebijakan perang atau damai. 
5.Mengusahakan bala tentara, polisi, dan intelegen yang terlatih dan profesional. 
 Mahabrata juga mengajarkan bahwa seorang pemimpin negara wajib melaksanakan ajaran triwarga yang dikendalikan oleh dharma, bukan oleh kama seperti dinyatakan oleh Bhimasena. Karena doktrin yang dipegang oleh Bhimasena ialah doktrin kepala keluarga ideal. Mahaguru Bhisma agar seorang pemimpin menghindari sifat-sifat sbb: 
1.Mendapatkan kekayaan dengan kekejaman. 
2.Keberanian dengan membual 
3.Berderma kepada orang-orang yang rakus
4.Mempercayai orang-orang yang berhati jahat. 
5.Pemenuhan nafsu seksual yang salah.
6.Berpura-pura bersahabat dengan musuh yang kuat, kemudian pada saat yang sama secara rahasia mempersiapkan perang pada saat yang tepat terhadap musuh. Kepada Yudistira , Mahaguru Bhisma memberi nasehat nitidharma agar seorang raja: 
1.menolak kemarahan. 
2.setia kepada kebenaran. 
3.membagi artha dari istri sendiri. 
4.rendah hati. 
5.mempunyai anak dari istri sendiri.
6.menjaga kesucian pikiran dan tindakan. 
7.tidak melakukan kekerasan. 
8.senantiasa hidup sederhana. 
9.memperhatikan orang yang lemah. 

Nitidharma yang wajib dilaksanakan seorang pemimpin adalah melaksanakan kewajiban tanpa didorong oleh motif pribadi dan tidak mengikatkan diri pada hasil kerja. Bila Niskama Dharma dilakukan dengan tekun dan intens oleh pemimpin, akan mengantarkannya menuju moksa atau menjadikannya brhamaprapti. Nitidharma sebuah ajaran yang wajib bagi pemimpin , menjaga diri untuk menghindari sifat-sifat terlarang, seperti nasehat Bhisma kepada Yudistira, Sang Dharmaraja. dan pemimpin menurut kepemimpinan Hindu ialah Dharmaraja.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Arsip dan Catatan Pribadi Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger